Share Swap Anak Usaha: Bukan yang Pertama Bagi Telkom
Transaksi share swap sebelumnya terjadi waktu mengakuisisi Telkomsel dari Indosat pada 2001
Transaksi share swap sebelumnya terjadi waktu mengakuisisi Telkomsel dari Indosat pada 2001
Bareksa.com - Rencana PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom melakukan tukar guling saham anak usahanya bukanlah yang pertama kali. Telkom pernah melakukan transaksi share swap ketika mengakuisisi PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) pada 2001.
Seperti ramai diberitakan, Telkom akan melepaskan kepemilikan 100 persen saham di PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), anak usaha yang bergerak di bidang menara kepada PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Sebagai gantinya, Telkom akan mendapat 13,7 persen saham TBIG secara bertahap plus tunai Rp1,74 triliun, apabila Mitratel dapat mencapai persyaratan tertentu. Namun, rencana tersebut ditentang pemerintah dan DPR.
Promo Terbaru di Bareksa
Padahal, sekitar 14 tahun lalu perusahaan telekomunikasi terbesar nasional ini pernah melakukan tukar guling saham dengan mengakuisisi 35 persen saham Telkomsel dan melepas 22,5 persen saham PT Satelindo kepada PT Indosat Tbk (ISAT), yang saat itu masih merupakan badan usaha milik negara (BUMN). Pada saat bersamaan, Telkom pun melepas 37,7 persen saham di Lintasarta Aplikanusa.
Latar belakang transaksi tukar guling itu adalah deregulasi peraturan telekomunikasi agar Telkom tidak lagi memonopoli hak eksklusif sebagai satu-satunya operator layanan telepon tetap (fixed line) di Indonesia.
Adapun transaksi dengan TBIG bertujuan bertujuan meningkatkan nilai perusahaan.
Tahap I, Telkom akan menukarkan 49 persen saham Mitratel dengan 290 juta saham baru TBIG. Tahap II tranche pertama Telkom menukarkan 29,50 persen saham Mitratel dengan 6,15 persen saham TBIG. Penukaran ini terjadi apabila hak opsi dimiliki Telkom dieksekusi. Tahap II tranche kedua penukaran 229,55 juta saham baru TBIG dengan 21,50 persen saham Mitratel milik Telkom.
Untuk melakukan penukaran itu, TBIG akan melakukan penerbitan saham baru sebanyak 479,65 juta lembar saham atau 10 persen modal disetor. Selain itu, perusahaan milik Grup Saratoga itu juga akan mengalihkan 53,29 miliar saham treasuri.
Berdasarkan prospektus yang dikeluarkan oleh TBIG, Kantor Jasa Penilai Publik Martokoesoemo Prasetyo dan Rekan menilai harga pasar 100 persen saham Mitratel per 31 Desember 2014 senilai Rp5,57 triliun. Dengan perjanjian penukaran saham 100 persen Mitratel dengan total 762,5 juta saham TBIG, maka harga rata-rata saham TBIG senilai Rp8.615 per saham.
Kesepakatan ini dinilai sama-sama menguntungkan bagi kedua perusahaan. Bagi TLKM, kesepakatan ini dapat meningkatkan nilai aset anak perusahaannya. Adapun untuk TBIG, selain soal valuasi dan potensi peningkatan kinerja Mitratel, dengan masuknya TLKM sebagai pemegang saham minoritas dapat mengamankan pengembangan usaha mereka di masa mendatang yang terkait dengan bisnis Telkomsel.
Namun, kepastian transaksi tersebut akan bergantung pada keputusan Dewan Komisaris Telkom. Perjanjian pembelian Mitratel oleh TBIG akan berakhir Juni tahun ini, tapi masih bisa diperpanjang. (pi)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.