BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

IHSG Anjlok 3,49%; Setahun Terakhir Baru Kali Ini Indeks Turun Sedalam Ini

27 April 2015
Tags:
IHSG Anjlok 3,49%; Setahun Terakhir Baru Kali Ini Indeks Turun Sedalam Ini
Seorang karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melalui gadget di Jakarta. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Laporan keuangan bank-bank jelek, NPL naik. Orang khawatir laporan keuangan mereka kedepannya bagaimana: analis CIMB.

Bareksa.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambrol 3,49 persen, didorong penurunan harga saham-saham blue chips di tengah kekhawatiran kinerja keuangan yang menurun. Selama setahun terakhir, IHSG hanya sekali ini saja mengalami penurunan lebih besar dari 3,4 persen.

Pada penutupan jam 16.00 WIB pada Senin 27 April 2015, indeks tercatat turun menjadi 5.245,45 diiringi dengan tekanan jual asing yang cukup tinggi -- asing net-sell sekitar Rp2 triliun hari ini. Setiap satu saham yang harganya naik, ada hampir 2 saham yang harganya turun hari ini.

Lima saham pendorong terbesar penurunan indeks saham hari ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang turun 7,1 persen, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) ambrol 4,7 persen, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) merosot 5,5 persen dan PT Astra International Tbk (ASII) anjlok 5,4 persen.

Promo Terbaru di Bareksa

"Laporan keuangan bank-bank jelek. NPL (Non-Performing Loan) naik. Orang khawatir laporan keuangan mereka kedepannya bagaimana," ujar seorang analis pada PT CIMB Securities Indonesia kepada Bareksa.com. "Astra karena takut akan banyak hal. Penjualan mobil turun dan rencana Auto 2000 milik Astra kedepannya tidak boleh menjadi penjual wholesale dan retailer sekaligus."

Reinald Wangsanata, analis Deutsche Bank, menyatakan kekhawatiran akan memburuknya kinerja keuangan ASII bersama dengan beberapa anak usahanya seperti PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), dan PT United Tractors Tbk (UNTR), yang disebabkan oleh penurunan penjualan.

Sementara Macquarie dalam riset yang diterima bareksa hari ini menilai kinerja BMRI sepanjang kuartal pertama tidak memuaskan. Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, rasio marjin bunga bersih BMRI berada pada 5,3 persen atau turun 30 basis poin secara tahunan dan 50 basis poin secara kuartalan.

Sementara per akhir Maret 2015, pertumbuhan kredit hanya mencapai 13 persen dengan kenaikan rasio kredit macet (Non Performing Loan / NPL) 0,89 persen dari periode tahun sebelumnya 0,67 persen.

"Indeks besok dan lusa akan tergantung earnings (laporan keuangan). Besok ada Bank Rakyat Indonesia dan BCA. Kalo hasil mereka jelek, indeks kemungkinan akan jeblok lagi," ujar analis dari CIMB Securities.

Indikasi akan penurunan harga saham sesungguhnya sudah mulai terlihat dari penjualan yang dilakukan investor asing. Sejak 9 Maret hingga 24 April 2015, total dana investor asing yang keluar mencapai Rp8,8 triliun berdasar pada data Bareksa.

Dalam masa penjualan investor asing, IHSG masih bertahan diatas level 5.400. Baru sejak siang ini IHSG menyentuh hingga dibawah level 5.300 didorong investor asing yang kembali melakukan penjualan hingga lebih dari Rp1 triliun per siang tadi.

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.385,6

Up0,21%
Up4,12%
Up7,77%
Up8,02%
Up19,27%
Up38,33%

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.095,56

Up0,20%
Up4,14%
Up7,20%
Up7,44%
Up2,99%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.085,51

Up0,57%
Up4,03%
Up7,67%
Up7,80%
--

Capital Fixed Income Fund

autodebet

1.854,58

Up0,55%
Up3,90%
Up7,24%
Up7,38%
Up17,49%
Up40,84%

Insight Renewable Energy Fund

2.288,82

Up0,81%
Up4,14%
Up7,41%
Up7,53%
Up19,89%
Up35,81%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua