Ancaman Badai Utang Dibalik Tenggelamnya Saham TRAM
TRAM tidak memiliki kemampuan membayar utang-utang jangka pendeknya hanya dengan aset lancarnya saja
TRAM tidak memiliki kemampuan membayar utang-utang jangka pendeknya hanya dengan aset lancarnya saja
Bareksa.com – Badai seakan belum reda menerjang saham perkapalan migas PT Trada Maritime Tbk (TRAM). Setelah sempat menguat selama seminggu terakhir ke Rp116 dari level terendah di Rp57, sahamnya kembali anjlok 17,86 persen menjadi Rp69 pada hari ini 23 Maret 2015.
Terlepas dari kabar Repurchasing Agreement (repo) yang membayangi, nyatanya banyak problema yang tengah dihadapi oleh perusahaan ini sehingga kinerja keuangan perusahaan pun dalam keadaan yang tidak begitu baik. Problema ini dimulai dari kasus penyelundupan yang belum terbukti sehingga memberatkan harga saham.
Turunnya harga saham TRAM dimulai dari dibukanya penghentian sementara (suspen) saham pada 20 November 2014. Sebelumnya, otoritas bursa terpaksa menghentikan perdagangan saham TRAM setelah ditangkapnya salah satu kapal milik TRAM, MT Jelita Bangsa akibat kasus penyelundupan 59.888 metrik ton minyak mentah di Riau. Sebagai akibatnya, kapal Jelita Bangsa tidak bisa menjalankan operasinya dan terpaksa kehilangan pendapatan dari kontraknya dengan Pertamina.
Promo Terbaru di Bareksa
"Setelah kargo nanti dilepaskan, tanker ini akan kita putus kontraknya. Perusahaan ini kita blacklist (masuk daftar hitam)," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya seperti dikutip Detik.com.
Hingga kini, pengadilan belum mengeluarkan putusan apakah pihak TRAM ikut terlibat kasus tersebut atau tidak meski Majelis Hakim Pengadilan Niaga Tanjungbalai Karimun pada tanggal 11 Maret 2015 telah menjatuhkan vonis kapal Jelita Bangsa untuk dikembalikan kepada pemiliknya. Jika TRAM terbukti bersalah, bisa dipastikan kapal MT Jelita Bangsa akan disita oleh negara.
Masalah yang kedua adalah TRAM dinyatakan gagal bayar (default) oleh International Finance Corporation (IFC) dan Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ (BTMU) di awal Juni 2014 karena tidak membayar utang-utangnya sejak tahun 2011.
Kedua kreditur tersebut meminta TRAM untuk membayar seluruh pinjaman beserta bunganya setelah kapal FSO Lentera Bangsa terbakar pada tahun 2011. Padahal, kapal FSO Lentera Bangsa ini merupakan salah satu jaminan yang diberikan pihak TRAM untuk seluruh pinjaman senilai $50 juta.
Pihak TRAM akhirnya memasukkan utang ini menjadi utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu setahun. Hal ini menyebabkan utang jangka pendek TRAM pada tahun 2012 meningkat 4,76 kali lipat menjadi $156,47 juta.
Karena membengkaknya utang jangka pendek TRAM, rasio lancar (current ratio) TRAM pun turun menjadi di bawah 1x, yang artinya aset lancarnya perseroan tidak cukup untuk menutupi utang-utangnya. Kondisi ini menyebabkan kreditur yang lain seperti Bank Mandiri dan Bank Capital Indonesia ikut meminta pihak TRAM untuk melunasi utang yang mereka berikan, seperti terlihat dari laporang keuangan perseroan periode September 2014.
Selama sembilan bulan 2014, utang jangka pendek TRAM turun menjadi $109,35 juta seiring penurunan utang jangka panjang yang jatuh tempo. Hal ini karena pihak TRAM telah mengurangi utang jangka panjang yang diberikan oleh Bank Mizuho, Bank Capital, dan juga Bank ICBC sehingga utang jangka panjang $58,33 juta yang jatuh tempo. Sementara itu, nilai ekuitas perseroan per akhir September 2014 hanya sebesar $124,14 juta.
Grafik Rasio Lancar PT Trada Maritime Tbk (TRAM) periode 2008-2014*
* Asumsi nilai rasio lancar jika beberapa kapal berhasil dijual; **Asumsi nilai rasio lancar jika klaim asuransi berhasil cair
Sumber: Bareksa
Menghadapi tingginya utang terhadap aset lancar ini, salah satu pilihan yang dapat diambil manajemen adalah menjual aset tetapnya sehingga nilai aset lancar perusahaan bertambah. Berdasarkan laporan keuangan per September 2014, TRAM telah mengalokasikan sejumlah kapal senilai $3,5 juta untuk dijual. Tapi, nilai tersebut tidak cukup untuk membayar seluruh utang jangka pendeknya.
Untuk mengatasi hal ini, manajemen TRAM juga telah mengajukan klaim asuransi kepada mitra perusahaan asuransi yaitu PT Asuransi Dayin Mitra Tbk agar seluruh pengeluaran untuk mengganti kerugian atas terbakarnya kapal FSO Lentera Bangsa. Jika seluruh klaimnya yang diperkirakan $75 juta cair, maka rasio lancar TRAM nilainya akan meningkat menjadi 1,13x. Sehingga, utang-utang jangka pendek TRAM dapat dibayarkan.
Terkait progres klaim asuransi, perseroan telah melakukan pertemuan antara para ahli teknis dan Reasuransi pada akhir tahun lalu dan menghasilkan berbagai klarifikasi atas spesifikasi perbaikan kapan FSO Lentera Bangsa. Namun, hingga kini klaim tersebut belum cair karena TRAM dan pihak asuransi masih menghitung besaran scope of return.
"Masih diperlukan klarifikasi lebih lanjut untuk dapat menghasilkan laporan perbaikan yang menyeluruh yang disepakati seluruh pihak," kata Corporate Secretary TRAM Asnita Kasmy dalam keterbukaan informasi 24 Februari 2015. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.