Operasikan Mesin Baru, Kertas Basuki Rachmat Target Penjualan Rp800 Miliar
Ekspansi tertunda selama 17 tahun diharap berbuah hasil tahun ini
Ekspansi tertunda selama 17 tahun diharap berbuah hasil tahun ini
Bareksa.com - Produsen kertas PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI) mulai bangkit setelah proyek ekspansinya tertunda selama 17 tahun akibat krisis. Perseroan pun menargetkan lonjakan pendapatan menjadi Rp800 miliar tahun 2015 seiring dengan operasi mesin barunya.
Priza Anindita Yuratma, Sekretaris Perusahaan PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk, mengatakan mesin pembuat kertas atau Paper Machine 3 (PM 3) yang sebelumnya disebut PM 2 kini sudah beroperasi sejak Desember 2014.
"Dengan adanya PM 3 ini, perusahaan menargetkan penjualan sekitar 200.000-250.000 ton kertas di tahun ini. Dengan harga sekitar Rp4 juta- Rp6 juta per ton, perseroan berpotensi meraup pendapatan Rp800 miliar pada 2015," ujarnya kepada Bareksa.com pada 27 Januari 2015.
Promo Terbaru di Bareksa
Priza mengungkapkan target tersebut melonjak drastis dibandingkan dengan proyeksi pendapatan 2014 sebanyak Rp11,87 miliar. Meskipun demikian, dia enggan menyebutkan perkiraan bottom line (laba/rugi) bersih di tahun ini. (Baca Juga: Antrean Beli 2 Kali Antrean Jual Lesatkan Saham KBRI Hingga 24,6%)
Produsen kertas ini sebenarnya mulai membangun PM 2 sejak 1995 dan merencanakan proyek selesai pada 1994. Namun, pembangunan itu terhenti sejak 1997 karena krisis moneter padahal, pencapaian proyek sudah 90 persen. Akhirnya, proyek ini baru terealisasi tahun 2014.
Untuk membangun proyek itu, dana yang digunakan bersumber dari fasilitas kredit sindikasi PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank QNB Kesawan Tbk dan Indonesia Exim Bank dengan nilai $60 juta plus opsi menambah $10 juta. Untuk investasi mesin PM 3 ini, KBRI merogoh belanja modal $45 juta.
Pada 2015 nanti, lanjut Priza, KBRI akan fokus melakukan pemeliharaan mesin pabrik. "Karenanya manajemen mengalokasikan belanja modal $1 juta - $2 juta pada tahun ini," paparnya. (Baca Juga: Dirangsang Aksi Beli Investor Dari Broker Ini, Saham KBRI Melesat 17%)
Berdasarkan laporan keuangan per September 2014, KBRI masih membukukan rugi bersih Rp20,83 miliar yang membengkak 56 persen dibandingkan Rp13,32 miliar pada sembilan bulan pertama 2013. Pendapatan juga anjlok 84 persen menjadi 1,72 miliar dibandingkan kinerja periode sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, perusahaan lain sejenis yang tercatat di Bursa Efek Indonesia masih mencatatkan kenaikan pendapatan dan laba bersih.
PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kima Tbk (TKIM) yang terafiliasi Grup Sinar Mas masing-masing membukukan kenaikan penjualan 0,7 persen dan 3,4 persen pada 9 bulan pertama 2014. Meskipun demikian, laba bersih INKP turun 36,20 persen dan laba TKIM naik 16,8 persen.
Di saat yang sama PT Toba Pulp Lestari melaporkan pertumbuhan penjualan 58,3 persen selama sembilan bulan berakhir September 2014, dibandingkan periode sama di tahun sebelumnya. Sementara itu, laba bersih hanya tumbuh 5,4 persen selama periode sembilan bulan tersebut. (hm)
Grafik Pergerakan Saham KBRI dan Perusahaan Sejenis
Sumber: Bareksa.com
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,92 | 0,45% | 4,28% | 7,56% | 8,65% | 19,15% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,59 | 0,42% | 4,45% | 7,00% | 7,43% | 2,51% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.080,08 | 0,60% | 4,04% | 7,13% | 7,77% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.845,41 | 0,53% | 3,95% | 6,71% | 7,40% | 16,95% | 40,32% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.272,15 | 0,82% | 3,96% | 6,62% | 7,24% | 20,21% | 35,65% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.