Pemerintah Tambah Utang, Yield SUN Berpotensi Turun
Penerbitan utang pemerintah secara keseluruhan (gross) tahun ini akan naik menjadi Rp460 triliun dari Rp431 triliun
Penerbitan utang pemerintah secara keseluruhan (gross) tahun ini akan naik menjadi Rp460 triliun dari Rp431 triliun
Bareksa.com - Imbal hasil surat berharga negara (SBN) diperkirakan akan turun seiring dengan bertambahnya penerbitan setelah pemerintah berencana menambah utang demi mendanai pembangunan di sektor yang diutamakan.
Seperti diberitakan, pemerintah akan menambah utang dalam bentuk SBN sekitar Rp31 triliun menjadi Rp308 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015 untuk mendanai proyek infrastruktur, energi dan pangan, serta menambah Penyertaan Modal Negara (PMN).
Dengan bertambahnya porsi penerbitan SBN tersebut, penerbitan utang pemerintah secara keseluruhan (gross) tahun ini akan naik menjadi Rp460 triliun dari Rp431 triliun.
Promo Terbaru di Bareksa
Ekonom Bank Danamon Dian Ayu Yustina mengatakan bertambahnya target penerbitan utang menandakan tingginya supply SBN dari pemerintah sehingga imbal hasil (yield) akan sedikit terpengaruh.
"Yield akan sedikit terpengaruh terhadap kebijakan ini. Jika situasi kondusif, maka yield SBN di pasar sekunder akan turun yang berarti adanya kenaikan harga," ujarnya ketika dihubungi Bareksa.com pada 13 Januari 2015.
Dian menjelaskan faktor yang memengaruhi yield adalah inflasi dan nilai tukar rupiah yang terpengaruh dari faktor global.
"Saat ini inflasi terkendali namun nilai tukar rupiah tertekan. Mungkin yield juga akan ikut tertekan," lanjutnya.
Grafik. Pergerakan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Sejak Awal 2014
Sumber : Bareksa.com
Sementara itu, penerbitan surat utang akan menggunakan strategi front loading, yaitu penerbitan diutamakan pada semester pertama tahun ini. Hal itu dilakukan karena ingin mengurangi risiko dari kemungkinan kenaikan suku bunga Amerika Serikat (Fed Rate), kata Menteri Keuangan Bambang S. Brodjonegoro. (Baca juga : Kurangi Risiko Sudden Reversal, Pemerintah Tambah Porsi Utang Asing)
Strategi front loading yang dilakukan pemerintah tahun lalu secara keseluruhan membuat pergerakan yield cenderung stabil meskipun pada awal tahun sempat naik karena terpengaruh pelemahan nilai tukar rupiah. Namun selanjutnya yield mulai menurun yang ditandai dengan kenaikan harga pada surat utang. Nilai tukar rupiah pun kembali menguat cenderung stabil. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.