Ternyata Tak Cuma Garuda (GIAA), Banyak Maskapai Full Service Rugi Besar
Quantas asal Australia dan Thai Airways juga mengalami nasib serupa.
Quantas asal Australia dan Thai Airways juga mengalami nasib serupa.
Bareksa.com – Tidak hanya PT Garuda Indonesia (persero) Tbk (GIAA), banyak maskapai penerbangan full service lainnya di Asia Pasifik juga rugi besar pada tahun ini.
Angka merah tersebut antara lain disebabkan kenaikan biaya bahan bakar, akibat tingginya harga minyak. Selain itu, faktor penting lainnya adalah semakin ketatnya persaingan dengan penerbangan budget yang mengakibatkan maskapai full service kesulitan menaikkan harga tiket.
Malaysian Airlines System Bhd, maskapai penerbangan asal Malaysia, misalnya, pada semester-1 2014 mencatat kerugian MYR750,43 juta atau berkisar Rp2,78 triliun. Angka ini naik 65 persen dibandingkan dengan kerugian pada periode sama tahun sebelumnya sebesar MYR454,81 juta atau Rp1,68 triliun. Belum lagi, Malaysia Airlines di periode ini juga dihantam kasus hilangnya MH370, yang masih misterius hingga kini.
Promo Terbaru di Bareksa
Kenaikan angka kerugian tertinggi diderita Qantas Airways Ltd, maskapai asal Australia dan Thai Airways International, maskapai asal Thailand. Sepanjang Januari-Juni 2014, rugi bersih Thai Airways naik 6.501 persen menjadi THB10,29 miliar atau sekitar Rp3,6 triliun.
Kerugian yang diderita Thai Airways juga disebabkan kondisi politik yang tidak stabil akibat adanya kudeta sehingga menyebabkan sektor pariwisata mengalami penurunan.
Nasib serupa dialami Qantas di mana di periode tahunan 2014 mengalami kenaikan kerugian sebesar AUD2,8 miliar atau sekitar Rp30,7 triliun, padahal tahun sebelumnya masih untung AUD5 juta atau Rp54 miliar.
Sebaliknya, penerbangan budget service asal Malaysia, Airasia Bhd, justru membukukan kenaikan laba sebesar 211 persen selama semester I-2014, menjadi MYR506 juta atau sekitar Rp1,88 triliun.
Dilihat dari segi pendapatan sepanjang paruh pertama 2014, angka yang dibukukan maskapai-maskapai penerbangan full service cenderung flat. Ini berbanding terbalik dengan maskapai penerbangan budget yang mencatat pertumbuhan pendapatan di atas dua digit.
Kinerja Garuda sendiri -- jika dilihat per kuartal -- pada periode April-Juni 2014 sebetulnya membaik dibandingkan Januari-Maret 2014. Pendapatan naik 15 persen menjadi USD 931 juta, diikuti menurunnya kerugian sebesar 71 persen menjadi USD47,81 juta.
Pencapaian tersebut positif jika dibandingkan dengan maskapai penerbangan lain. Kerugian Thai Airways, misalnya, justru bertambah 191 persen di kuartal II 2014 menjadi THB7,6 miliar atau sekitar Rp2,8 triliun.
Tabel: Laba Maskapai Penerbangan (dalam Jutaan)
Tabel: Pendapatan Maskapai Penerbangan (dalam Jutaan)
Sumber: Perusahaan, diolah Bareksa.com
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.