PTBA, TPIA, Pertamina dan Pupuk Indonesia Bangun Pabrik Gasifikasi US$1 Miliar
Pabrik itu nantinya bisa mengonversi batu bara muda menjadi gas sintetis
Pabrik itu nantinya bisa mengonversi batu bara muda menjadi gas sintetis
Bareksa.com – Konsorsium tiga badan usaha milik negara (BUMN) dan satu perusahaan swasta berencana membangun pabrik gasifikasi batu bara dengan nilai investasi lebih dari US$1 miliar (Rp13,3 triliun).
Mereka adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Pertamina, PT Pupuk Indonesia dan PT Chandra Asri Tbk (TPIA) yang telah menandatangani head of agreement rencana tersebut.
Direktur Utama Bukit Asam, Arviyan Arifin, mengungkapkan pabrik tersebut akan menggunakan teknologi gasifikasi sehingga batu bara perseroan akan menjadi produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi.
Promo Terbaru di Bareksa
Pabrik baru nantinya bisa mengonversi batu bara muda menjadi syngas (gas sintetis) yang merupakan bahan baku untuk diproses menjadi dimethyl ether (DME) sebagai bahan bakar, urea sebagai pupuk dan polypropylene sebagai bahan baku plastik.
“Kami akan melaksanakan bankable feasibility study terlebih dahulu,” katanya di Jakarta, Jumat, 8 Desember 2017. (Baca : Pasca Anjlok 3 Hari Berturut, Saham PTBA Menguat Jelang Stock Split)
Rencananya konsorsium akan memulai konstruksi pembangunan pabrik pada akhir 2018 atau awal 2019. Untuk melancarkan rencana tersebut, konsorsium akan membentuk perusahaan patungan (joint venture/ JV).
Namun Arviyan belum bisa mengungkapkan komposisi kepemilikan saham dalam perusahaan patungan tersebut.
Persiapan yang bakal dilakukan juga adalah berkaitan dengan financial close. Nantinya proses pembiayaan pembangunan pabrik akan menggunakan project financing. (Lihat : Holding BUMN Industri Pertambangan Resmi Terbentuk)
Mulai Beroperasi 2022
Arviyan menuturkan bahwa konsorsium sudah memiliki timeline feasibility study pembangunan pabrik. Rencananya, perusahaan patungan akan mulai beroperasi pada 2022. Pabrik gasifikasi tersebut sangat dibutuhkan industri yang terus berkembang sehingga membutuhkan produksi yang lebih efisien.
Untuk menunjang kerjasama, pabrik pengolahan gasifikasi batu bara akan dibangun di Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) yang berada di mulut tambang batu bara Tanjung Enim, Sumatera Selatan. BACBIE akan berada di lokasi yang sama dengan PLTU Mulut Tambang Sumsel 8.
Pabrik itu nantinya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar dengan memproduksi 500 ribu ton urea per tahun, 400 ribu ton DME per tahun dan 450 ribu ton polypropylene per tahun. (Baca : Dapat US$300 Juta Dari Global Bond, Chandra Asri Siapkan Ekspansi Besar)
Dengan target pemenuhan kebutuhan sebesar itu, pabrik diperkirakan akan membutuhkan batu bara sebanyak 9 juta ton per tahun untuk bahan baku, termasuk untuk mendukung kebutuhan batu bara bagi pembangkit listriknya.
Hilirisasi Batu Bara
Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat, mengatakan adanya kerja sama tersebut diharapkan memberikan harsil terbaik dalam rangka sinergi antar BUMN. Dia berharap, hilirisasi batu bara dapat dimanfaatkan untuk bahan baku urea. (Baca : Segera Terbentuk, Ini Ilustrasi Keuangan Holding BUMN Migas Secara Konsolidasi)
“Kita akan gunakan pabrik untuk memproduksi pupuk untuk mengganti pabrik perseroan di Sumatera Selatan yang sudah tua dan tidak efisien,” tutur Aas.
Presiden Direktur Chandra Asri, Erwin Ciputra mengatakan polypropylene berbasis batu bara dapat membantu Indonesia memenuhi kebutuhan polypropylene domestik.
“Saat ini produksi polypropylene belum mencukukpi kebutuhan dalam negeri sehingga kerja sama ini akan mengurangi impor yang jumlahnya masih besar dan terus meningkat,” terang Erwin. (AM) (Lihat : Pembentukan Holding Migas Ditargetkan Tuntas Kuartal I 2018)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.