Bahana Prediksi Sektor Properti Menguat Jelang Pemilu
Saham CTRA dan BSDE direkomendasikan beli
Saham CTRA dan BSDE direkomendasikan beli
Bareksa.com – Membaiknya perekonomian tahun depan diperkirakan akan memberikan sentimen positif bagi sektor properti seiring menguatnya daya beli masyarakat dan tren suku bunga rendah.
Analis Bahana Sekuritas, Renaldy Effendy, mengatakan menjelang penutupan tahun ini, berbagai sentimen positif mulai membayangi perekonomian Indonesia. Kondisi itu setelah sejak awal tahun banyak hal yang terjadi di luar ekspektasi. Seperti lemahnya daya beli masyarakat yang mengakibatkan perekonomian tumbuh tidak sekuat perkiraan semula.
“Namun berbagai indikator mulai memperlihatkan perbaikan seiring dengan kenaikan harga komoditas, mendorong mulai naiknya konsumsi masyarakat dan permintaan atas properti,” ujarnya dalam hasil risetnya yang dipublikasi, Selasa, 5 Desember 2017. (Baca : Sejak Awal Tahun Memerah Namun Hari Ini Sektor Properti Menghijau, Apa Sebabnya?)
Promo Terbaru di Bareksa
Renaldy memperkirakan sepanjang tahun ini, permintaan atas properti cenderung stagnan karena investor melihat adanya sentimen negatif yang berasal dari hiruk-pikuk pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta.
Pre-sales diperkirakan akan naik 10 – 12 persen pada 2018, atau mengencang dari perkiraan tahun ini yang diproyeksikan naik sekitar 5 persen.
''Saat ekonomi menguat maka yang pertama kali membaik akan terlihat adalah harga komoditas, selanjutnya konsumsi, penjualan otomotif dan terakhir sektor properti,'' ungkapnya.
Namun, kata Renaldy, seberapa kuat pulihnya sektor properti masih menanti sentimen positif dari Pilkada serentak pada 2018, kemudian dilanjutkan dengan pemilihan presiden di 2019. (Lihat : Perkembangan KPR Mulai Menggeliat)
Jika Pilkada serentak berjalan aman dan damai serta Pilpres 2019 berjalan sesuai ekspektasi pasar, maka Bahana meyakini permintaan properti akan meningkat meski tidak sekuat seperti pada 2013-2014. Sebab permintaan atas rumah pertama pasti selalu ada.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh anak usaha PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) tersebut, dari 41 proyek properti yang ada di Jawa, sekitar 60 persen dijual dengan harga di bawah Rp1 miliar. Kemudian sekitar 30 persen dijual di harga Rp 1-3 miliar dan hanya 10 persen yang dibangun dengan harga di atas Rp 3 miliar. (Baca : Survei Bank Indonesia : Konsumen Tahan Belanja, Perbesar Tabungan)
PT Ciputra Development Tbk (CTRA)
Sumber : Bareksa
Bahana memberikan rekomendasi beli atas saham perusahaan berkode CTRA ini dengan target harga Rp1.800 per saham. Sebab PT Ciputra Development Tbk memiliki land bank yang besar dan tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Sehingga ketika pelemahan penjualan di satu daerah terjadi, bisa ditutupi oleh daerah lainnya. (Lihat : Asing Jual CTRA Rp 1 Triliun di Pasar Negosiasi, Harga Diskon Rp 318 Per Lembar)
Saat ini Ciputra masih memiliki land bank sekitar 1.800 hektare dan 5000 hektare untuk rencana pengembangan dengan pola kerjasama operasi dengan pihak ketiga atau pemilik tanah. Pola kerjasama ini membuat Ciputra menjadi salah satu perusahaan yang memiliki net gearing rendah karena tidak membutuhkan belanja modal besar untuk membeli lahan.
Bahana memperkirakan CTRA akan membukukan kenaikan pendapatan 14 persen menjadi Rp8,55 triliun pada 2018. Angka itu naik sekitar 11 persen dari perkiraan pendapatan di 2017 yang sebesar Rp 7,49 triliun.
Laba bersih CTRA diperkirakan bakal melonjak 32 persen menjadi Rp1,4 triliun pada 2018, dari proyeksi tahun ini yang diperkirakan naik 22 persen menjadi Rp1 triliun. (Baca : Asing Jual CTRA Rp 1 Triliun di Pasar Negosiasi, Harga Diskon Rp 318 Per Lembar)
PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
Sumber : Bareksa
Bahana juga memberikan rekomendasi beli atas saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dengan target harga Rp2.090 per saham. Sebab ketersediaan land bank perseroan 4800 hektare yang banyak tersebar di BSD City sebanyak 2500 hektare, memberikan ruang untuk membangun beragam tipe rumah sesuai permintaan pasar. (Baca : BSD Tambah Porsi Saham di PLIN Rp197,5 Miliar)
BSDE juga banyak menjual lahannya untuk keperluan korporasi besar. Sehingga saat penjualan rumah lesu, BSDE masih memiliki pemasukan dari penjualan tanahnya. BSDE juga memiliki record sebagai perusahaan yang selalu mencapai target pre-salesnya, sehingga neraca keuangan cukup sehat.
Bahana memperkirakan tahun depan pendapatan BSDE akan naik 5 persen menjadi Rp7,83 triliun dari perkiraan 2017 yang diproyeksikan naik 15 persen menjadi Rp7,49 triliun.
Sedangkan laba bersih BSDE tahun depan diperkirakan naik 7 persen menjadi Rp2,92 triliun, dari proyeksi perolehan 2017 yang diproyeksikan naik signifikan 52 persen menjadi Rp2,73 triliun.
Dalam setahun terakhir harga saham BSDE turun 11,8 persen dari Rp1.850 per saham pada 5 Desember 2016 menjadi Rp1.630 per saham pada 4 Desember 2017. (Lihat : Laba Bersih BSDE Meroket 283% di Kuartal I 2017)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.