Budi Hikmat : Pasar Obligasi Masih Menarik
Investment Strategist Bahana TCW Budi Hikmat memaparkan kondisi ekonomi Indonesia yang mendukung
Investment Strategist Bahana TCW Budi Hikmat memaparkan kondisi ekonomi Indonesia yang mendukung
Bareksa.com - Pasar obligasi masih terbilang menarik, seiring dengan imbal hasil (yield) yang semakin rendah dan didukung oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif stabil. Kondisi ini pun menjadi daya tarik bagi investor asing untuk menanamkan modal ke pasar surat utang Indonesia.
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah bertenor 10 tahun kini sudah turun ke kisaran 6,7 persen per 24 Oktober 2017, dibandingkan 7,11 persen setahun lalu. Bahkan, angka tersebut sudah turun jauh dibandingkan kisaran 9 persen pada awal 2016.
Yield yang menurun berbanding terbalik dengan harga obligasi yang naik di pasar. Artinya, semakin banyak permintaan untuk obligasi ini di pasar.
Promo Terbaru di Bareksa
Investment Strategist Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat menjelaskan bahwa rally yang terjadi di pasar obligasi Indonesia didukung oleh kondisi ekonomi yang semakin membaik.
Hal ini terlihat dari mata uang rupiah yang terjaga, defisit neraca berjalan (current account deficit) yang rendah, dan inflasi yang terkendali. Kondisi tersebut tentunya juga didukung oleh kebijakan pemerintah terkait fiskal yang semakin disiplin.
Grafik: Pergerakan Yield Obligasi Pemerintah 10 Tahun (Persen)
Sumber: Bareksa.com
"Rupiah kuat di semua asset class. Yang menarik tahun ini adalah bond (obligasi) karena didukung masuknya (Menteri Keuangan) Sri Mulyani untuk menegakkan disiplin fiskal. Itu bagus bagi bond," ujarnya ketika berkunjung ke Bareksa.com pada Senin, 23 Oktober 2017.
Grafik: Pergerakan Rupiah terhadap Dolar AS Year to Date
Sumber: Bareksa.com
Selain itu, dia menyebutkan kondisi ekonomi yang membaik ini pun mendorong peningkatan rating surat utang Indonesia. "Kalau ini terjaga, maka ke depan kita optimistis," ujarnya.
Pada pertengahan Mei 2017, lembaga rating internasional Standard & Poor's (S&P) menaikkan peringkat Indonesia menjadi BBB- dengan stable outlook dari sebelumnya hanya BB+ dengan outlook positif dengan alasan perbaikan anggaran negara.
Sebelumnya, dua lembaga rating internasional lain, yakni Moody’s Investors Service dan Fitch Ratings, telah memberikan pandangan positif terhadap peringkat utang Indonesia.
Perputaran Aset Regional
Menurut Budi Hikmat, saat ini sedang ada regional asset class rotation, yakni perputaran dana dalam sejumlah aset emerging market. Investor asing sedang memindahkan atau memutar dana mereka dari aset yang sudah memberikan untung banyak ke aset yang masih mempunyai potensi untuk naik, yakni obligasi pemerintah Indonesia.
Sejak awal tahun hingga 23 Oktober 2017, sudah ada dana asing masuk (foreign inflow) ke pasar obligasi Indonesia senilai Rp143,14 triliun. Hal ini berkebalikan dengan kondisi dana asing keluar di pasar saham Indonesia sebesar Rp18,45 triliun pada periode sama.
Grafik: Kepemilikan Investor Asing di Pasar Obligasi Indonesia (Rp Triliun)
Sumber: Bareksa.com
"Intinya, tenang saja. (Investor) masuk di less risk government bond, nanti saham ikut kok. Setelah bond yield rendah, maka nanti pasar saham akan ikut naik. Ada regional asset class rotation," jelasnya.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.