Tiga Isu Ini Penyebab Saham TLKM Tertekan
Sejak awal Oktober, saham TLKM sudah jatuh 6,92 persen
Sejak awal Oktober, saham TLKM sudah jatuh 6,92 persen
Bareksa.com - Harga saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom tertekan seiring dengan aksi jual yang dilakukan investor asing sejak awal Oktober 2017. Ada tiga isu yang disinyalir menjadi penyebab melemahnya saham emiten telekomunikasi milik negara ini.
Hingga pukul 9:22 WIB hari ini (19 Oktober 2017), saham TLKM turun 1,8 persen ke Rp4.220, melanjutkan penurunan 4 persen pada penutupan kemarin di Rp4.300. Sejak awal Oktober, saham TLKM sudah jatuh 6,92 persen.
TLKM pada perdagangan kemarin menempati posisi pertama saham dengan nilai transaksi terbesar mencapai Rp1,68 triliun atau setara hampir 20 persen dari keseluruhan nilai transaksi yang terjadi di bursa. Menariknya, tercatat kemarin investor asing masih membukukan net sell sebesar Rp1,02 triliun. Alhasil selama Oktober ini investor asing telah melepas saham TLKM kurang lebih senilai Rp5,06 triliun. (Baca juga: Asing Lepas TLKM Rp5,06 Triliun, Ini Analisa Teknikal Saham Telkom)
Promo Terbaru di Bareksa
Kepala Riset Reliance Sekuritas Indonesia, Robertus Yanuar Hardy menjelaskan, Telkom sebagai pemimpin pasar di Indonesia berpeluang tersaingi oleh sejumlah operator lokal yang menjadi kompetitor. Padahal, Telkom sudah berhasil memenangkan lelang spektrum 2,3Ghz, tetapi masih ada lelang berikutnya spektrum 2,1Ghz yang menjadi peluang bagi kompetitor Telkom, seperti PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Indosat Tbk (ISAT).
"Selain itu, perseroan sedang menghadapi berbagai tuduhan terkait kewajiban yang belum selesai kepada PT Citra Sari Makmur (CSM)," katanya kepada Bareksa, Rabu, 18 Oktober 2017.
Telkom tengah menghadapi gugatan CSM senilai Rp 16 triliun. Gugatan yang dilayangkan kepada perseroan terkait pemutusan hubungan kerjasama pemanfaatan jaringan tetap dan sarana penunjang (transponder).
CSM menilai pemutusan hubungan kerjasama tersebut sewenang-wenang dan sepihak. Padahal, CSM telah bekerjasama dengan Telkom selama 27 tahun.
Selain itu, Telkom sebagai salah satu pemegang saham CSM malah melepas CSM dengan alasan adanya masalah perpajakan. Saat ini komposisi pemegang saham CSM adalah PT Tigamatra Media sebesar 38,29 persen, PT Media Trio sebesar 36,71 persen dan Telkom sebesar 25 persen.
Menurut Robertus, kasus perseroan dengan CSM adalah isu yang paling nyata dihadapi perseroan. Apabila CSM memiliki tunggakan pajak, maka Telkom juga memiliki kewajiban di situ.
"Juga ada beberapa pihak yang berkepentingan pada satelit Telkom-1," terangnya. Namun, Robertus menilai isu tersebut masih kurang jelas.
Dia menjelaskan, level support harga saham TLKM masih cukup jauh, yakni senilai Rp4.110 per saham. Tetapi apabila ada penurunan saat ini, maka cukup menarik untuk buy on weakness pada harga Rp4.150-4.120 per saham.
"Stop loss pada harga Rp4.100 per saham," kata dia.
Sementara itu, Analis Oso Securities, Riska Afriani menilai bahwa penurunan harga saham TLKM lebih terkait kepada isu kinerja yang di bawah ekspektasi. Adapun isu gugatan dan daya saing masih belum dapat dipastikan akibatnya.
"Turunnya harga saham TLKM karena ekspektasi sejumlah analis yang memperkirakan perusahaan di kuartal ketiga 2017 mengalami penurunan pendapatan. Maka dari itu, sejumlah sekuritas asing pun menurunkan target harga saham TLKM," ujarnya saat dihubungi Bareksa.
Meskipun demikian, sebelumnya riset Deutsche Sekuritas yang sudah dibagikan kepada nasabah memberikan rekomendasi beli untuk saham ini. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.