BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Indika Energy Kuasai Mayoritas Saham Kideco, Ini Prospek Kinerja dan Saham INDY

26 September 2017
Tags:
Indika Energy Kuasai Mayoritas Saham Kideco, Ini Prospek Kinerja dan Saham INDY
Pekerja memuat batu bara ke truk (Reuters//Amit Dave)

INDY di sepanjang semester I 2017 memperoleh kontrak total Rp 2,04 triliun

Bareksa.com – PT Indika Energy Tbk (INDY) mengumumkan akan membeli sebanyak 100.139 saham milik Samtan dalam PT Kideco Jaya Agung atau sebesar 40 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor Kideco.

Selain itu, melalui anak usahanya PT Indika Inti Corpindo (IIC), INDY juga akan menambah kepemilikan sahamnya dalam Kideco dengan membeli sebanyak 12.157 saham milik Muji atau sebesar 5 persen.

Jika transaksi rampung, maka INDY akan menguasai mayoritas saham Kideco dari sebelumnya 45 persen menjadi 91 persen. Sebanyak 9 persen sisanya masih akan dikuasai oleh Samtan. Transaksi ini ditarget rampung pada kuartal IV 2017 ini. Kideco merupakan perusahaan batu bara terbesar ketiga di Indonesia. (Baca : Indika Tambah Kepemilikan Saham di Kideco, INDY Sentuh Level Rp 2.150 Pagi Ini)

Promo Terbaru di Bareksa

Beri Nilai Tambah

Analis Senior PT Binaartha, Reza Priyambada, menilai penambahan saham INDY terhadap Kideco merupakan langkah yang baik di mana nantinya dapat memberikan nilai tambah bagi INDY sebagai kontraktor tambang.

Seiring meningkatnya kebutuhan akan pasokan batu bara untuk industri dan pembangkit listrik maka penambahan saham tersebut akan memberikan ruang bagi INDY untuk dapat ikut berperan dalam penyediaan sumber energi yang mana nantinya akan menambah hasil dari diversifikasi usahanya.

“Dari sumber yang kami peroleh, Kideco merupakan produsen batubara terbesar ketiga di Indonesia yang berlokasi di Kalimantan Timur, dengan luas konsesi sebesar 50.921 hektare,” ujarnya dalam riset yang dipublikasi Selasa, 26 September 2017.

Menurut Reza, Kideco memiliki lima wilayah konsesi, dengan cadangan batu bara potensial dan terbukti mencapai 422 juta ton serta total sumber daya mencapai 1,37 miliar ton. Saat ini Kideco memiliki kapasitas produksi terpasang sebesar 55 juta ton per tahun. Tahun lalu, Kideco baru memproduksi 32,1 juta ton. (LIhat juga : Indika Kembali Caplok 45 Persen Saham Kideco Rp 8,8 Triliun, Ini Alasan INDY)

“Dengan adanya akuisisi INDY tersebut maka diharapkan juga dapat menambah nilai bagi Kideco terutama dalam penyediaan batu bara dan perolehan kontrak permintaan batu bara oleh pihak lainnya melalui INDY,” ungkap Reza.

Kinerja INDY di Semester I 2017

Reza mengatakan pada semester I 2017, INDY berhasil membukukan pendapatan melonjak 27 persen dibandingkan periode semester I 2016 yang sebesar US$ 356,6 juta menjadi US$ 453,03 juta. (Baca : Saham INDY Naik 10 Persen, Asing Catat Lakukan Pembelian Rp27 Miliar)

Porsi beban pokok terhadap pendapatannya yang turun jadi sekitar 87 persen dari sebelumnya sekitar 95 persen membuat INDY membukukan lonjakan laba kotor hingga 89 menjadi US$ 56,45 juta dari sebelumnya US$ 29,82 juta.

Di sisi lain, adanya pencatatan bagian laba bersih entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas sebesar US$ 73,26 juta yang meroket hingga 179 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya US$ 26,24 juta membuat INDY mampu keluar dari kerugian. Sehingga INDY dapat mencetak laba bersih US$ 51,22 juta dari sebelumnya merugi US$ 22,36 juta.

Kinerja Keuangan INDY (Rp Juta)

Illustration

Sumber : perseroan/Bareksa.com

Kontribusi Anak Usaha

Menurut Reza, kenaikan pendapatan tersebut tidak terlepas dari usaha INDY di sepanjang semester I 2017 yang memperoleh kontrak total Rp 2,04 triliun. Salah satu kontrak yang didapat berasal dari PT Maruwai Coal melalui anak usaha INDY, PT Petrosea Tbk (PTRO). (Lihat : Saham INDY Meroket 992 Persen, Ini Analisa Kinerja Fundamental PT Indika Energy)

Kontrak yang ditandatangani pada 16 Juni lalu itu berisi perjanjian pengerjaan jalan, jembatan, dan earthworks construction. Perjanjian kontrak memiliki durasi selama dua tahun. Petrosea juga memperoleh kontrak dari BP Berau Ltd untuk Petrosea Offshore Supply Base (POSB) di Sorong, Papua. Nilai kontraknya sebesar Rp 734 miliar dan memiliki durasi selama 8 tahun hingga Agustus 2025.

Reza menargetkan target harga (TP) saham INDY sebesar Rp 2.800 per saham dengan mencerminkan rasio harga saham terhadap laba bersih per saham (P/E) 10,68 kalix.

“Saat ini, INDY ditransaksikan di kisaran Rp 1.960 - Rp 2.150 per saham setelah mengalami kenaikan tipis 1,52 persen. Trading buy selama bertahan di atas Rp 1.970. Level support Rp 1.950 - 1 970. Level resisten Rp 2.090 – Rp 2.150 per saham. Waspadai aksi profit taking lanjutan,” ungkap Reza. (Baca : Harga Saham Jebol, Indika Energy Juarai Nilai Transaksi Bursa Hari Ini)

Harga Saham INDY

Illustration
Sumber : Bareksa.com

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua