98% Konsensus Perkirakan Fed Rate Akan Naik Bulan Maret 2017
Salah satu data pendukung ialah inflasi AS di bulan Januari 2017, yang mencapai level tertinggi dalam 5 tahun terakhir
Salah satu data pendukung ialah inflasi AS di bulan Januari 2017, yang mencapai level tertinggi dalam 5 tahun terakhir
Bareksa.com – Federal Open Market Committee (FOMC), yang merupakan bagian dari The Fed selaku bank sentral Amerika Serikat, dijadwalkan akan menggelar pertemuan agenda rutin bulanan. Dalam pertemuan itu, FOMC akan memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan AS atau justru tetap mempertahankannya.
Keputusan ini akan menjadi jawaban setelah banyak kalangan memprediksi bahwa The Fed akan melanjutkan kenaikan suku bunga nya sekitar 25 bps menjadi 1 persen. Hampir 100 persen konsensus analis yang disurvei oleh Bloomberg pun memprediksi akan ada peningkatan suku bunga acuan dalam rapat yang digelar tanggal 14 - 15 Maret 2017 waktu New York (tanggal 15 - 16 Maret 2017 waktu Jakarta).
Sejumlah data menjadi dasar para analis memperkirakan kenaikan ini. Data apa saja yang memicu kenaikan Fed Fund Rate (FFR)?
Promo Terbaru di Bareksa
Di Amerika Serikat, setidaknya ada tiga data yang menjadi bahan pertimbangan bank sentral AS dalam mengambil suatu keputusan yang bersifat moneter, yakni: data inflasi, data pengangguran, dan data non-farm payrolls (NFP). Sehingga tak heran apabila jelang rilisnya data-data tersebut, para pelaku pasar cenderung merespon cepat prediksi data tersebut yang keluar baik itu positif atau negatif terhadap pasar.
Hingga saat ini, para pelaku pasar global cenderung optimis bahwa The Fed akan menaikkan tingkat suku bunganya dalam agenda pertemuan bulanan tersebut. Membaiknya tiga data-data penting di atas dalam kurun waktu setahun terakhir dinilai cukup oleh para pelaku pasar sebagai dasar The Fed menaikkan tingkat suku bunga.
Tak hanya itu, adanya desakan dari Donald Trump terhadap bank sentral guna menopang laju pertumbuhan ekonomi AS ke depannya juga menjadi salah satu faktor pendorong The Fed menaikkan tingkat suku bunga menuju 1 persen.
Grafik: Laju Pertumbuhan Inflasi dan FFR
Sumber : Bareksa.com
Menurut data yang didapat oleh Bareksa, Amerika Serikat baru merilis data inflasi hingga bulan Januari 2017. Data inflasi untuk bulan Februari akan diumumkan pada 15 Maret mendatang waktu setempat dengan perkiraan konsensus akan sama dengan bulan sebelumnya di level 2,5 persen. Angka inflasi ini merupakan yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir, mengingat inflasi tertinggi AS pada Maret 2012 silam tercatat sebesar 2,7 persen. Adapun, kontribusi terbesar inflasi AS hingga mencapai 2,5 persen disumbang oleh kenaikan harga bensin (gasoline prices).
Dengan begitu, baik The Fed maupun investor global yakin bahwa FFR sudah wajar untuk naik dengan asumsi di setiap kenaikan laju inflasi terdapat peluang peningkatan laju pertumbuhan ekonomi AS.
Grafik: Laju Pertumbuhan Non Farm Payrolls (ribu) & Unemployment Rate (%) Sepanjang 2016
Sumber : Bareksa.com
Setelah data inflasi mendukung, langkah selanjutnya ialah melihat perkembangan dari non-farm payrolls/NFP maupun data pengangguran AS. NFP merupakan indikator ekonomi utama bagi Amerika Serikat. Data ini mewakili jumlah pekerja yang dibayar di AS dikurangi pekerja dari sektor pertanian, pegawai pemerintah, pegawai swasta rumah tangga dan karyawan organisasi nirlaba. Laporan NFP selalu direspon cepat oleh pasar dan mendorong pergerakan harga saham ketika pengumuman berita dirilis di pasar.
Kemudian, data pengangguran AS berhasil turun di area 4,7 persen pada bulan Februari 2017. Angka pengangguran tersebut sesuai dengan prediksi konsensus. Keadaan tersebut didukung oleh NFP yang mampu berada di level 235.000. Meski sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya, data tersebut mampu mengalahkan ekspektasi konsensus sebesar 190.000. Jumlah peningkatan pekerjaan terjadi dalam konstruksi, jasa pendidikan swasta, manufaktur, perawatan kesehatan, dan pertambangan.
Setidaknya, atas dasar data-data yang telah dipaparkan itu, 98 persen analis memperkirakan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga AS di range 0,75 – 1 persen dalam pertemuan tanggal 14 – 15 Maret mendatang.
Sehingga, tidak ada lagi alasan bagi The Fed untuk mempertahankan tingkat suku bunga apabila berkeinginan untuk terus meningkatkan laju pertumbuhan produk domestik bruto (GDP) AS, mengingat data-data penting yang menunjang perekonomian AS berangsur pulih sejak krisis 2008 silam. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.