Saham Group Bakrie Ramai Diperdagangkan, Direktur Pengawasan Bursa: "Bagus Dong"
“Beli saham itu kan masalah ekspektasi, harapan, dan investor pasti akan melihat itu. Jadi tidak ada yang salah,"
“Beli saham itu kan masalah ekspektasi, harapan, dan investor pasti akan melihat itu. Jadi tidak ada yang salah,"
Bareksa.com - Empat saham milik Bakrie Group kembali masuk ke daftar 10 saham dengan transaksi terbanyak pada perdagangan Jumat 28 Oktober 2016. Hingga penutupan perdagangan, ada empat saham yang menjadi paling banyak diperjualbelikan yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Dharma Henwa Tbk (DEWA) dan juga PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).
Perdagangan saham emiten Bakrie ini semakin marak setelah beberapa hari lalu saham-sahamnya kompak menguat dan keluar dari dasar bursa dengan nilai Rp50 per sahamnya. Setelah bursa mengenakan status aktivitas pasar di luar kebiasaan atau Unusual Market Activity kepada BRMS barulah laju emiten Bakrie mereda.
Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan, Hamdi Hassyarbaini, ditemui di Jakarta, Jumat 28 Oktober 2016 menyambut gembira naiknya transaksi di saham milik group Bakrie ini.
Promo Terbaru di Bareksa
“Ya bagus dong, memang itu yang kita inginkan, banyak yang membeli saham. Tidak ada yang salah dengan itu,” katanya.
Hamdi mengatakan pihaknya malah menginginkan semakin banyak yang melakukan pembelian saham. Mengenai pilihan sahamnya, tentu bursa menyerahkannya kepada pihak investor. (Baca juga: Nostalgia Tahun 2009, Saham Bakrie Teraktif di Bursa)
Ia mengatakan memang ada orang yang melihat fundamental. Namun ada juga yang melihat prospek. Mereka melakukan pembelian bukan berdasarkan latar belakang melainkan prospek perusahaan ke depan.
Hamdi mengatakan salah satu contohnya BUMI yang saat ini mempunyai rencana untuk memperpanjang proses pelunasan utang (PKPU), yang ditunda lagi oleh para kreditur. Mungkin saja investor melihat ada titik terang jika rencana ini disetujui.
“Beli saham itu kan masalah ekspektasi, harapan, dan investor pasti akan melihat itu. Jadi tidak ada yang salah. Dari sisi bursa bagus, transaksi di bursa jadi bisa tercapai,” katanya.
Walaupun demikian, Hamdi mengatakan pengawasan dari bursa pasti berjalan. Jika ada kenaikan harga diluar kebiasaan, ia memastikan saham tersebut akan masuk ke radar Unusual Market Activity (UMA).
“Tetapi saya katakan, saya senang banyak transaksi, asal itu dilakukan secara wajar,” katanya.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, perdagangan saham pada hari Kamis, 27 Oktober 2016 mencapai Rp9 triliun. Dalam keterangan persnya, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio mengatakan bahwa volume dan frekuensi perdagangan saham kemarin merupakan yang tertinggi sepanjang masa.
“Jumlah investor aktif yang bertransaksi di perdagangan saham hari ini juga tercatat sebagai yang terbanyak dan mencapai rekor baru lainnya,” katanya.
Total frekuensi perdagangan saham pada 27 Oktober 2016 mencapai 428.640 kali transaksi. Rekor transaksi tertinggi sebelumnya ada di 376.777 transaksi pada tanggal 13 Juli 2016.
Sedangkan total volume perdagangan juga menjadi yang terbesar dengan 39,04 miliar unit saham mengalahkan rekor sebelumnya sebesar 29,83 miliar unit saham pada 8 April 2011.
Selain itu jumlah investor yang melakukan transaksi aktif juga mencatatkan rekor tertinggi dengan 38.734 investor. Rekor sebelumnya tercatat pada 9 Agustus 2016 dengan jumlah 35.455 investor.
“Harapannya, semoga performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus positif sehingga dapat memberikan imbal hasil bagi para investor di pasar modal Indonesia,” ujar Tito dalam siaran pers itu. (hm)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.