BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Kuasai Tambang Emas 881 Ton, Berapa Besar Kontribusi Freeport untuk Papua?

08 Desember 2015
Tags:
Kuasai Tambang Emas 881 Ton, Berapa Besar Kontribusi Freeport untuk Papua?
Sejumlah haul truck beroperasi di area Grasberg open pit PT Freeport Indonesia, Tembagapura, Papua. - (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Perekonomian Papua memiliki ketergantungan yang cukup besar pada kegiatan pertambangan.

Bareksa.com - Skandal rekaman menyangkut divestasi saham PT Freeport Indonesia memanas. Nama anak usaha Freeport-McMoRan asal Amerika Serikat ini sengit diperbincangkan seiring hampir berakhirnya kontrak karya pada tahun 2021 mendatang. (Baca juga: Catut Nama Presiden Jokowi, 20% Saham Freeport Indonesia Setara Rp27 Triliun)

Sebagian kalangan terus mendesak agar kontrak karya Freeport Indonesia tidak diperpanjang. Kalangan ini menuding kontribusi Freeport bagi perekonomian Indonesia, khususnya bagi Papua, sangatlah kecil. Benarkah demikian? Analis Bareksa mencoba menyusuri angkanya.

Freeport menguasai tambang Grasberg Papua yang merupakan salah satu tambang emas terbesar di dunia. Berdasarkan laporan tahunan Freeport McMoRan, tambang ini tercatat memiliki cadangan emas sebesar 28,2 juta ounces (sekitar 881,25 ton, 1 ounce = 28,35 gram) dan 29,0 miliar pounds tembaga (14,5 juta ton, 1 pound = 453,59 gram).

Promo Terbaru di Bareksa

Perekonomian Papua sendiri memiliki ketergantungan yang cukup tinggi pada kegiatan pertambangan, di mana Freeport merupakan perusahaan yang menguasai tambang terbesar di wilayah ini. Berdasarkan data BPS, dalam lima tahun terakhir sektor pertambangan merupakan kontributor terbesar bagi pergerakan ekonomi Papua.

Grafik: Kontributor Pertumbuhan Ekonomi Papua

Illustration
Sumber: BPS Papua, diolah Bareksa

Di tahun 2010, kontribusi sektor pertambangan mencapai 54 persen dari seluruh kegiatan ekonomi di wilayah tersebut. Namun, angkanya terus menurun dari tahun ke tahun, berkisar 4-9 persen dalam satu tahun. Puncaknya adalah pada tahun 2014 di mana kontribusi sektor pertambangan hanya 29 persen, atau anjlok 9 persen dari tahun 2013 yang sebesar 38 persen.

Penurunan yang signifikan ini utamanya disebabkan kebijakan pemerintah yang melarang ekspor mineral mentah di tahun 2014. Sebagai gambaran, ekspor tembaga--yang merupakan salah satu hasil utama tambang Freeport di Papua--selama periode Febuari-Juli 2014 berhenti berproduksi menyusul berlakunya larangan tersebut.

Grafik: Ekspor Tembaga Indonesia Yang Terhenti Pada Febuari-Juli 2014

Illustration

Sumber: Bank Indonesia

Hal ini tentunya juga mengubah arah laju perekonomian Papua. Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor pertambangan di Papua anjlok ke angka minus hingga 21 persen, turun dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya minus tiga persen. Beruntung, pemerintah lalu mengggenjot belanja negara dan mempercepat pembangunan di wilayah tersebut.

Grafik: Produk Domestik Regional Bruto Papua (Berdasarkan Sektor Ekonomi)

Illustration
Sumber: BPS Papua, diolah Bareksa

Hal ini terbukti dari pertumbuhan di sektor konstruksi dan administrasi yang masing-masing melonjak menjadi 29 persen dan 22 persen, dari sebelumnya hanya 16 persen dan 7 persen. Karena inilah, di tengah kena hantam larangan ekspor mineral mentah, PDRB Papua masih dapat terjaga di level positif 3 persen; tidak terseret ambrolnya PDRB sektor pertambangan yang minus 21 persen.

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,65

Up0,56%
Up4,26%
Up7,54%
Up8,69%
Up19,21%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.093,4

Up0,43%
Up4,43%
Up6,99%
Up7,44%
Up2,54%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,4

Up0,60%
Up3,98%
Up7,06%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,45

Up0,53%
Up3,89%
Up6,66%
Up7,38%
Up17,02%
Up40,39%

Insight Renewable Energy Fund

2.270,42

Up0,81%
Up3,88%
Up6,54%
Up7,20%
Up20,19%
Up35,64%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua