BeritaArrow iconKategoriArrow iconArtikel

Harga Emas Ambrol, Rupiah Bakal Makin Amblas?

22 Juli 2015
Tags:
Harga Emas Ambrol, Rupiah Bakal Makin Amblas?
24 karat gold bars are seen at the United States West Point Mint facility in West Point, New York, in this file photo taken June 5, 2013. REUTERS/Shannon Stapleton

Sejak akhir tahun 2013, pergerakan harga emas cenderung searah dengan nilai tukar rupiah.

Bareksa.com - Harga emas semalam, 21 Juli 2015, ambrol ke level $1.103,50 -- level terendah dalam lima tahun terakhir. Di dalam negeri, hal ini memicu kembali kekhawatiran bakal tertekannya lagi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Pasalnya, sejak akhir tahun 2013, pergerakan harga emas cenderung searah dengan rupiah. Emas turun, rupiah melemah.

Diberitakan Telegraph.com 21 Juli 2015, jatuhnya harga emas ini dipicu oleh aksi jual investor Shanghai, China; dan New York, AS. Melambatnya ekonomi China sejak kuartal II 2010 sampai saat ini ditambah ambruknya pasar saham dalam sebulan terakhir, membuat investor menarik dana mereka dari komoditas emas yang secara fundamental sedang tidak berada dalam kondisi yang menggembirakan.

Grafik: Harga Emas

Promo Terbaru di Bareksa

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Harga emas sudah tertekan terus semenjak perekonomian Amerika membaik, pasalnya pergerakan harga emas berbanding terbalik dengan dolar Amerika. Jika dolar menguat maka daya beli investor akan merosot dan menurunkan permintaan emas.

Rencana pemangkasan stimulus Quantitative Easing dan isu bakal kembali naiknya suku bunga AS membuat nilai tukar dolar Amerika terus menguat terhadap sejumlah mata uang dunia. Ini tercermin dari kenaikan Dollar Index hingga 24 persen pada periode Juli 2014 - Maret 2015. Dollar Index kembali stabil setelah The Fed memundurkan rencana pemangkasan bunga dari Maret 2015 menjadi September tahun ini.

Tetapi, belakangan Dollar Index kembali meningkat semenjak krisis utang Yunani menyeruak dan menghantam Euro. Euro memiliki pembobotan tertinggi dalam Dollar Index, menurut data Bloomberg. Pembobotan Euro terhadap Dollar Index mencapai 57,6 persen, tertinggi setelah Yen 13,6 persen dan Poundsterling 11,9 persen. Karena itu, jika Euro melemah maka dolar Amerika cenderung menguat.

Grafik: Dollar Index Periode Juli 2014 - Juli 2015

Illustration

Sumber: Bloomberg

Harga komoditas emas termasuk yang terlambat turun. Harga nikel bereaksi lebih cepat, sudah merosot sejak 3 Juli sampai 8 Juli 2015 lalu.

Grafik: Harga Emas & Nikel

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Lantas, bagaimana dampaknya pada rupiah?

Data Bloomberg menunjukkan Dollar Index mulai stabil setelah krisis utang Yunani mereda. Hari ini, 22 Juli 2015, Dollar Index justru melemah ke 97,28 dari level akhir pekan lalu di 97,86. Artinya, tidak ada penguatan dolar secara signifikan paska pernyataan Gubernur The Fed akhir pekan lalu.

Grafik: Harga Emas dan Rupiah Year-To-Date

Illustration

Sumber: Bareksa.com

Seiring stabilnya Dollar Index itu, rupiah masih bergeming di kisaran Rp13.300 per dolar AS. Nilai tukar rupiah beberapa hari terakhir tidak terpengaruh oleh ambrolnya harga emas. Ketika harga emas anjlok 6 persen dalam kurun waktu 10-22 Juli 2015, rupiah bertengger kalem di kisaran Rp13.300 per dolar AS itu.

Laporan riset komoditas JP Morgan yang telah disampaikan kepada nasabah, memproyeksi bahwa penguatan Dollar Index sudah mulai mereda. "The dollar’s recent price action is in excess of the fundamental changes in rates markets, which have been minimal". Artinya, tekanan pada harga komoditas termasuk emas juga akan berkurang dan akan menopang stabilitas nilai tukar rupiah. (kd)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,96

Up0,58%
Up4,31%
Up7,57%
Up8,73%
Up19,20%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.094,08

Up0,44%
Up4,48%
Up7,05%
Up7,51%
Up2,61%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,18

Up0,60%
Up3,97%
Up7,04%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,13

Up0,53%
Up3,89%
Up6,64%
Up7,38%
Up16,99%
Up40,43%

Insight Renewable Energy Fund

2.269,81

Up0,81%
Up3,87%
Up6,51%
Up7,19%
Up20,23%
Up35,64%
Tags:

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua